Langkah pertama: Diajak pada kekafiran, kesyirikan, serta memusuhi Allah dan Rasul-Nya
Inilah langkah pertama yang ditempuh oleh setan, barulah ketika itu
ia beristirahat dari rasa capeknya. Setan akan terus menggoda manusia
agar bisa terjerumus dalam dosa pertama ini. Jika telah berhasil,
pasukan dan bala tentara iblis akan diangkat posisinya menjadi pengganti
iblis.
Langkah kedua: Diajak Pada Perbuatan Bid’ah
Jika langkah pertama tidak berhasil, manusia diajak pada perbuatan
bid’ah. Perbuatan ini lebih disukai oleh iblis daripada dosa besar atau
pun maksiat lainnya. Karena bahaya bid’ah itu:
(1) membahayakan agama seseorang,
(2) membahayakan orang lain, jadi ikut-ikutan berbuat sesuatu yang tidak ada tuntunan,
(3) orang yang berbuat bid’ah akan sulit sadar untuk taubat karena ia merasa amalannya selalu benar,
(4) bid’ah itu menyelisihi ajaran Rasul dan selalu mengajak untuk menyelisihi ajaran beliau.
Setan yang menggoda seperti ini pun juga akan diangkat sebagai
pembantu iblis jika telah berhasil menyesatkan manusia dalam hal ini.
Langkah ketiga: Diajak pada dosa besar (al-kabair)
Kalau langkah kedua tidak berhasil, setan akan mengajak manusia untuk
melakukan dosa besar, lebih-lebih jika ia adalah seorang alim (berilmu)
dan diikuti orang banyak. Setan lebih semangat lagi menyesatkan alim
semacam itu supaya membuat manusia menjauh darinya, maksiat semacam itu
pun akan mudah tersebar, dan akan dirasa pula bahwa maksiat itu malah
mendekatkan diri pada Allah.
Yang berhasil menyesatkan manusia dalam hal ini, dialah yang nanti akan menjadi pengganti iblis.
Langkah keempat: Diajak dalam dosa kecil (ash-shaghair)
Jika setan gagal menjerumuskan dalam dosa besar, setan akan mengajak pada dosa kecil. Dosa kecil ini juga berbahaya.
إياكم
ومحقرات الذنوب كقوم نزلوا في بطن واد فجاء ذا بعود وجاء ذا بعود حتى
انضجوا خبزتهم وإن محقرات الذنوب متى يؤخذ بها صاحبها تهلكه
“Jauhilah oleh kalian dosa-dosa kecil. (Karena perumpamaan hal
tersebut adalah) seperti satu kaum yang singgah di satu lembah, lalu
datanglah seseorang demi seorang membawa kayu sehingga masaklah roti
mereka dengan itu. Sesungguhnya dosa-dosa kecil itu ketika akan diambil
pemiliknya, maka ia akan membinasakannya.” (HR. Ahmad, 5: 331, no. 22860. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Maksud hadits, jika dosa kecil terus menumpuk dan tidak terhapus,
maka itu akan membinasakan. Di sini tidak disebutkan dosa besar karena
jarang terjadi di masa silam dan dosa besar memang benar-benar dijaga
agar tidak terjerumus di dalamnya. Demikian dijelaskan oleh Al-Munawi.
Imam Al-Ghazali menyebutkan, dosa kecil lama-lama bisa menjadi besar
karena: (1) menganggap remeh dosa kecil tersebut, (2) terus menerus
dalam berbuat dosa. Karena ingatlah yang namanya dosa ketika seseorang
menganggap itu begitu besar (berbahaya), menjadi kecil di sisi Allah.
Sebaliknya, ketika dosa itu dianggap remeh, maka menjadi besar di sisi
Allah. (Dinukil dari Faidh Al-Qadir, 3: 127)
Langkah kelima: Disibukkan dengan perkara mubah (yang sifatnya boleh, tidak ada pahala dan tidak ada sanksi di dalamnya)
Namun karena sibuk dengan yang mubah mengakibatkan luput dari pahala.
Jika setan tidak mampu menggoda dalam tingkatan kelima ini, maka
seorang hamba akan benar-benar tamak pada waktunya. Ia akan tahu
bagaimanakah berharganya waktu. Ia pun tahu ada nikmat dan ada akibat
jelek jika tidak menjaganya dengan baik.
Jika tidak mampu dalam langkah kelima, maka setan beralih pada langkah yang keenam
Langkah keenam: Disibukkan dalam amalan yang kurang afdhal, padahal ada amalan yang lebih afdhal
Setan akan menggoda manusia supaya ia luput dari pahala amalan yang lebih utama dan ia terus tersibukkan dengan yang kurang afdhal.Mengenal enam langkah ini seharusnya membuat kita bisa melakukan prioritas dalam bneramal dan mencari manakah yang paling diridhai oleh Allah.
Pembahasan di atas kami sarikan dari Badai’ul Fawaid (3: 381 – 385) karya Ibnul Qayyim rahimahullah. Moga bermanfaat.
—
Diselesaikan menjelang Maghrib, 17 Jumadal Ula 1437 H di Darush Sholihin Panggang, GK
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam